Anak Perantau di Hari Merdeka

Dua ribu tujuh... Aku mula melangkah pergi — Berpisah dari tanah sendiri. Berat rasa hati, Pasrah berlapik redha, Meninggalkan bumi... Tempat aku mula hidup. Dari layar kecil... Ke udara luas, Suara dulu lantang, Kini bergema jauh. Merdeka? Aku sambut dengan jiwa besar, Walau jasad terpisah arah. Dulu aku di pentas, Di depan kamera, Melapor nadi rakyat, Mengangkat semangat bangsa. Sorakan merdeka — Bendera kita, naik megah di angkasa! Menjulang erti MERDEKA! Wartawan cekal, Menulis bukan sekadar berita — Tapi jiwa. Jiwa yang disulami Jantung hati bangsa, Semangat negara Kita laungkan bersama. Tapi kini… Aku meniti hari di bumi asing. Kenangan tanah air Bersemi… Di dalam hati paling dalam. Sekali kembali… Selebihnya cuma rindu. Rindu pada tanah tumpah darah, Rindu pada bangsa yang tak pernah hilang arah. Kawan? Keluarga? Masih di sana — Dalam tawa, dalam gurau, dalam irama lama., Yang tak pernah pudar, walau masa berjalan. Jauh? Ya, jasadku mungkin terpisah....