Posts

Showing posts from August, 2025

Anak Perantau di Hari Merdeka

Image
Dua ribu tujuh... Aku mula melangkah pergi — Berpisah dari tanah sendiri. Berat rasa hati, Pasrah berlapik redha, Meninggalkan bumi...  Tempat aku mula hidup. Dari layar kecil...  Ke udara luas, Suara dulu lantang,  Kini bergema jauh. Merdeka? Aku sambut dengan jiwa besar,  Walau jasad terpisah arah. Dulu aku di pentas, Di depan kamera, Melapor nadi rakyat, Mengangkat semangat bangsa. Sorakan merdeka — Bendera kita, naik megah di angkasa! Menjulang erti MERDEKA! Wartawan cekal, Menulis bukan sekadar berita — Tapi jiwa. Jiwa yang disulami Jantung hati bangsa, Semangat negara Kita laungkan bersama. Tapi kini… Aku meniti hari di bumi asing. Kenangan tanah air Bersemi…  Di dalam hati paling dalam. Sekali kembali… Selebihnya cuma rindu. Rindu pada tanah tumpah darah, Rindu pada bangsa yang tak pernah hilang arah. Kawan? Keluarga? Masih di sana — Dalam tawa, dalam gurau, dalam irama lama., Yang tak pernah pudar, walau masa berjalan. Jauh? Ya, jasadku mungkin terpisah....

Teratak Usang

Image
Teratak usang berdiri bisu, Menjaga cerita waktu lalu, Dari tawa kecil penuh rindu, Hingga air mata pilu bertalu. Hidup bagai sungai mengalir, Deras, keras, kadang bersenang, Membelah batu, mengalir lirih, Membawa harap, membawa sayang. Gunung tinggi penuh rahsia, Melambai langkah, menuntun jiwa, Kadang goyah, kadang gembira, Mengarungi hidup dengan cinta. Teratak usang, tempat pulang, Bersandar jiwa yang penat hilang, Di sana hatiku terus terang, Berdamai dengan hidup yang panjang

Gurindam Rindu daru Kota London

Image
Hujan renyai di kota asing, Rindu kampung datang menggigit dingin. Langit muram menyimpan cerita, Tentang asal, tentang yang tiada. Takbir jauh menggema sayu, Bersama pilu yang makin beku. Ayah bersara, tenang bersahaja, Menumpang hidup di rumah anaknya. Rumah lama sudah tiada, Yang tinggal cuma nama dan usia. Di  sudut mata ada sendu, Rindu kampung yang tak berpalu. Aku di London, mengejar hari Tapi hati pulang saban kali. Di antara dinding batu dan kaca, Wajah ayah muncul semasa di senja. Biar waktu terus berlalu, Rindu ini tak akan berlayu.

Gerimis Kalbu

Image
Hujan petang, turun perlahan,   Menyapu bumi, membasah kenangan.  Langit kelabu,redup berpanjangan,   Angin sepoi membawa harapan.   Di surau tua, bergema takbir,   Menusuk kalbu, menggamit fakir.   Bercucur air mata. tanpa disedari,   Mengenang dosa yang tak berperi.   Langkah hening menuju pagi,   Dalam gerimis yang tak berhenti.   Takbir bersahut, hati bergetar,   Pada Tuhan, jiwa tersandar.